Lombok Timur – Tingginya angka kemiskinan di Kabupaten Lombok Timur salah satunya disumbang oleh masih banyaknya jumlah pengangguran. Sebagai daerah dengan jumlah penduduk tertinggi di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Lombok Timur memiliki tantangan besar dalam hal penyerapan tenaga kerja.
Semakin besar jumlah penduduk, semakin besar pula jumlah angkatan kerja. Sayangnya, hal ini tidak diimbangi dengan ketersediaan lapangan kerja yang memadai, sehingga menyebabkan tingginya angka pengangguran.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Lombok Timur, M. Khairi, menyebutkan bahwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, jumlah pengangguran di Lombok Timur mencapai 20.120 orang. Sementara itu, dari total angkatan kerja berusia 15 tahun ke atas sebanyak 796.080 orang, hanya 775.960 orang yang bekerja. Hal ini membuat tingkat pengangguran terbuka di daerah ini berada pada angka 2,5 persen.
“Yang paling mendominasi angka pengangguran ini adalah lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan persentase mencapai 4,76 persen,” ujarnya, Rabu (16/4/2025).
Untuk menekan angka pengangguran, pemerintah daerah melalui Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tahun 2025 telah mengalokasikan dana untuk pelatihan kerja dan pengembangan inovasi masyarakat. Program ini menyasar penciptaan pekerja aktif yang mampu menopang kebutuhan keluarga.
M. Khairi juga mengungkapkan bahwa pihaknya terus mendorong kesempatan kerja ke luar negeri dengan memberikan kemudahan bagi masyarakat yang telah memenuhi persyaratan.
“Kami telah mengeluarkan 1.419 rekomendasi melalui beberapa perusahaan penyalur tenaga kerja untuk penempatan ke luar negeri, terutama ke wilayah Malaysia Timur dan Barat. Namun sebagian besar dari mereka masih memiliki keterampilan yang minim,” jelasnya.
Untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja lokal, Disnakertrans bekerja sama dengan Loka Latihan Kerja (LLK) Selong dan sejumlah Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) swasta di Lombok Timur. Para peserta pelatihan ini kini mulai terserap di sektor swasta, bahkan ada yang telah membuka usaha mandiri dengan bantuan alat dan modal dari pemerintah. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan angka pengangguran di Lombok Timur dapat terus ditekan dan berdampak positif pada penurunan angka kemiskinan di wilayah tersebut.
“Kami terus mengingatkan para pekerja untuk memanfaatkan bantuan alat yang telah diberikan, dan terus berinovasi agar bisa menciptakan peluang kerja baru,” pungkasnya.
Sumber: rri.co.id