Singaraja – Pemerintah Kabupaten Buleleng kini semakin serius dalam menggarap kemandirian pangan melalui optimalisasi lahan-lahan tidur dan diversifikasi bahan pangan pokok selain beras. Langkah ini menjadi perhatian Bupati Buleleng, dr. Nyoman Sutjidra, Sp.OG, menyusul keterbatasan lahan sawah produktif akibat alih fungsi lahan yang terus terjadi.
Hal tersebut disampaikan Bupati Sutjidra usai kegiatan penanaman bibit jagung hibrida unggul merek “Goak Poleng” bersama jajaran Polres Buleleng di Hutan Kota Singaraja, Rabu (16/4). Menurutnya, pemanfaatan lahan pertanian non-sawah menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Buleleng secara mandiri.
“Lahan-lahan pangan selain padi di sawah, harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemandirian pangan di Kabupaten Buleleng,” ungkap Sutjidra.
Ia menjelaskan, berdasarkan data yang dimiliki Pemkab Buleleng, luas lahan sawah basah di Buleleng terus menurun. Hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam menjaga ketahanan pangan daerah.
“Setelah terdata, jumlahnya jadi sangat kurang. Awalnya data yang kami miliki sekitar 6.900, ternyata eksistensinya 6.400 hektare. Dan itupun kalau produksinya bagus belum cukup juga untuk memenuhi kebutuhan pangan di Kabupaten Buleleng,” bebernya.
Untuk itu, diversifikasi pangan melalui tanaman jagung, singkong, dan jenis pangan pokok lokal lainnya menjadi prioritas. Salah satu langkah nyata yang dilakukan yakni menanam benih jagung hibrida unggul “Goak Poleng” sebagai bagian dari uji coba sebelum diperluas ke wilayah lain.
“Kolaborasi dengan Kepala Dinas Pertanian dan Bapak Kapolres sudah bisa membuat sebuah inovasi bibit jagung hibrida ini. Kalau 4 bulan ke depan ini bagus benihnya, ini akan kita sebarkan ke seluruh wilayah yang ada di Kabupaten Buleleng dan membangkitkan kembali lahan-lahan tidur,” terang Sutjidra.
Ia pun menekankan pentingnya kesinambungan program kemandirian pangan, tak hanya dari segi kuantitas, tetapi juga kualitas dan keberlanjutannya.
“Kemandirian pangan, baik itu dari jumlahnya, kualitasnya, kemudian yang paling penting itu kesinambungannya. Jadi berkelanjutan, ya. Jangan sampai sekarang saja terpenuhi tapi ke depan mandek lagi. Kita mengajak seluruh Forkopimda, juga masyarakat untuk bersama-sama berkontribusi memikirkan kelanjutan kemandirian pangan di Buleleng bisa tercapai,” tandasnya.
Sumber: rri.co.id