• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privasi
Sabtu, 26 Juli 2025
  • Login
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Portal Insipiratif
Your text
  • Home
  • News
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Ekonomi
  • Featured
  • Opini
  • Advertorial
  • Agama
  • Artikel
  • Bisnis
  • Daerah
  • Lainnya
    • Internasional
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pemerintah
    • Pertanian
    • Politik
    • Polri
    • Teknologi
    • TNI
  • Home
  • News
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Ekonomi
  • Featured
  • Opini
  • Advertorial
  • Agama
  • Artikel
  • Bisnis
  • Daerah
  • Lainnya
    • Internasional
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pemerintah
    • Pertanian
    • Politik
    • Polri
    • Teknologi
    • TNI
No Result
View All Result
Portal Insipiratif
No Result
View All Result
  • Home
  • Daerah
  • Nasional
  • News
  • Opini
  • Peristiwa
  • Politik
  • Polri
  • Teknologi
Home Opini

Ilmu Tanpa Akal: Akar Korupsi Dalam Perspektif Tafsir Al-Qur’an

by Redaksi
20 Juli 2025
in Opini
A A
Bagikan ke FBBagikan ke WASCAN

Paradoks Ilmu Dan Korupsi Di Era Modern

Indonesia sebagai negara berkembang, menghadapi tantangan besar dalam upaya pembangunan, salah satunya adalah masalah korupsi yang seolah tidak berujung. Fenomena ini semakin miris ketika pelakunya sering kali adalah seorang individu yang sudah memiliki tingkat pendidikan tinggi, bahkan menyandang gelar akademik mewah dan bergengsi atau menduduki posisi strategis yang membutuhkan kecerdasan dan keilmuan. Paradoks ini menimbulkan seputar pertanyaan mendasar,“Mengapa orang yang berilmu, yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam menegakkan keadilan dan kebenaran, justru malah terjerumus dalam praktik amoral seperti korupsi?”

Dalam konteks tafsir analitik, fenomena ini menarik untuk dikaji melalui lensa Al-Qur’an, khususnya dalam memahami relasi antara “Ilmu” dan “Akal”, ilmu ialah pengetahuan yang tersusun secara sistematis, akal merupakan budi, nalar, dan kebijaksanaan yang dimiliki seseorang. Al-Qur’an sangat menjunjung tinggi nilai ilmu, bahkan wahyu Al-Qur’an yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yaitu Q.S Al-Alaq ayat 1-5 lisensinya adalah perintah untuk membaca. Namun, apakah ilmu saja cukup tanpa diiringi oleh akal yang sehat dan hati nurani yang bersih? Artikel ini meneliti bahwa banyak orang yang dari segi tampilan ia berilmu namun sejatinya tidak berilmu karena ia tidak berakal. Sebab, orang yang berilmu sejati pasti berakal, dan mustahil bagi mereka yang berilmu dan mengamalkan ilmunya, serta berakal untuk melakukankorupsi.

Ilmu Dan Akal Dalam Bingkai Al-Qur’an:Lebih Dari Sekadar Pengetahuan

Al-Qur’an berulang kali menekankan pentingnya ilmu dan mendorong manusia untuk senantiasa mencari dan mengembangkannya. Ilmu dalam perspektif Islam bukanlah sekadar informasi atau data, melainkan pemahaman yang mendalam tentang suatu kebenaranbersifat hakiki. Allah SWT berfirman dalam Q.S Az-Zumar ayat 9 yang berbunyi:

” Katakanlah (Nabi Muhammad), “Apakah sama orang-orang yang mengetahui (hak-hak) Allah dengan orang-orang yang tidak mengetahui (hak-hak Allah?”. Sesungguhnya hanya Ulul Albab (orang-orang yang berakal sehat) yang dapat menerima pelajaran“, (Q.S Az-Zumar: 9).

Ayat ini secara eksplisit menegaskan tentang perbedaan derajat antara orang berilmu dan yang tidak berilmu. Namun, bagian akhir ayat ini memberikan penekanan krusial yang mana, “InnamaYatadzakkaru Ulul Albab” (hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran. Kata “Ulul Albab” merujuk pada orang-orang yang memiliki akal yang jernih, pikiran yang mendalam, dan hati yang peka. Mereka bukan hanya memiliki pengetahuan, tetapi juga berkemampuan untuk merenung, memahami esensi, dan mengambil pelajaran dari apa yang mereka ketahui.

Para mufassir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa “akal” dalam konteks Al-Qur’an bukan hanya berarti kecerdasan intelektual semata, melainkan juga melibatkan akal budi, nalar, dan daya kritis yang mampu membedakan yang hak dan yang batil, serta baik maupun buruk. Allah telah mengaruniai akal kepada manusia yang memungkinkan kita untuk memahami tanda-tanda kebesaran Allah SWT, merenungkan ciptaannya, dan pada akhirnya menggiring kepada keimanan dan juga amal sholeh. Ilmu tanpa akal yang membimbingnya bagaikan kapal tanpa nahkoda, mudah terombang-ambing dan tersesat.

Ketika Ilmu Kehilangan Akal

Fenomena korupsi yang marak di kalangan “orang berilmu” menunjukkan adanya disonansi antara pengetahuan yang dimiliki dengan akal budi yang seharusnya membimbing perilaku. Seseorang mungkin telah memiliki gelar sarjana, master, atau bahkan doktor, ia mungkin telah menguasai teori-teori ekonomi, hukum, atau administrasi negara. Namun, ketika ia terlibat korupsi, intu mengindikasikan bahwa ilmunya tidak di internalisasi oleh akalnya.

Korupsi adalah tindakan yang secara rasional sangat merugikan banyak pihak, bahkan merusak tatanan sosial, dan menghancurkan masa depan bangsa. Orang yang berakal sehat, yang mampu menimbang konsekuensi jangka panjang dari setiap tindakan, mustahil akan memilih jalan korupsi. Karena mereka akan memahami bahwa Keuntungan sesaat dari korupsi tidak sebanding dengan kerusakan moral, kehancuran sosial, dan bahkan ancaman azab yang pedih saat di akhirat.

Ketiadaan akal dalam konteks ini berarti hilangnya moral dan hati nurani seseorang, dan dominasi hawa nafsunya atas pertimbangan rasional dan spritual. Orang yang berilmu tapi korupsi adalah contoh nyata dari “ilmu yang tidak berakal”. Karena ilmunya berhenti pada tataran kognitif, tidak mampu menembus hati dan menggerakkan perilaku kearah kebaikan. Mereka mungkin tahu tentang integritas, tetapi tidak menjadikannya sebagai prinsip hidup. Mereka mungkin tahu dampak korupsi, tetapi tidak memiliki kebijaksanaan untuk mencegah hawa nafsunya menguasai.

Al-Qur’anmengumpamakan orang-orang yang memiliki ilmu tetapi tidak mengamalkannya atau tidak mengambil pelajaran darinya sebagai makhluk yang terlaknat atau disamakan dengan seekor binatang. Seperti terdapat diQ.S Al-Jumu’ah ayat 5 sebagai berikut:

“Perumpamaan orang-orang yang dibebani tugas mengamalkan taurat, kemudian tidak mengamalkannya, adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab (tebal tanpa mengerti maksudnya). Sangat buruk perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah. Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang dzolim”, (Q.S Al-Jumu’ah: 5).

Meskipun ayat ini berbicara tentang Taurat, namun esensinya relevan untuk setiap ilmu pengetahuan. Ilmu yang tidak diamalkan atau tidak menjadi pencerah bagi akal dan hati, maka hanya akan menjadi sia-sia dan tidak dapat mendatangkan manfaat.

Membangun Integritas Bangsa Melalui Ilmu Dan Akal

Untuk memerangi korupsi dan membangun kembali integritas bangsa, diperlukan pendekatan komprehensif yang fokus pada pembentukan karakter dan moralitas yang kuat, berlandaskan integrasi ilmu dan akal.

Pertama, pendidikan harus bersifat holistik. Ini berarti tidak hanya sebatas mengembangkan kecerdasan intelektual,  tetapi juga memerhatikan kecerdasa emosional dan spiritual. Contohnya dalam mata pelajaran agama disekolah, pendalaman etika harus ditanamkan sebagai nila yang di internalisasi dan diamalkan, bukan hanya sekadar teori. Penekanan pada tafakkur (perenungan) dan tadabbur (penghayatan) terhadap ayat-ayat Al-Quran akan melatih akal untuk lebih peka terhadap kebenaran.

Kedua, ulama dan cendikiawan muslim berperan penting dalam hal ini. Mereka harus terlebih dahulu mencontohkan dan menjadi teladan dalam mengamalkan ilmunya dengan akal sehat. Melalui dakwah dan pendidikan, mereka dapat terus mengingatkan kepada umat tentang bahaya korupsi dari perspektif agama, serta menanamkan nilai amanah, kejujuran dan tanggung jawab.

Ketiga, penanaman sifat takwa adalah benteng terkuat dalam memberantas tindak kejahatan. Orang bertakwa akan senantiasa merasa diawasi oleh Allah dan membimbing akalnya untuk selalu memilih jalan yang benar. Takwa adalah puncak dari ilmu yang berakal. Oleh karena itu, ketakwaan berfungsi sebagai penggerak seseorang untuk beramal sholeh dan menjauhi maksiat.

Kesimpulan

Praktik korupsi di Indonesia, khususnya yang melibatkan orang-orang berilmu, merupakan cerminan dari krisis akal. Ilmu tanpa akal yang membimbingnya akan menjadi tumpul dan tidak berarti, bahkan bisa menjadi alat untuk timbulnya tindak kejahatan. Al-Qur’an dengan tegas mengajarkan bahwa ilmu sejati harus berbarengan dengan akal yang sehat, sehingga mampu mengarahkan pengetahuan menuju kebaikan dan kemaslahatan bagi banyak orang. Karena salah satu investasi terbesar yang bisa dimiliki semua orang selain harta adalah ilmu yang bermanfaat.

Orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya serta berakal mustahil akan melakukan korupsi. Merekalah para Ulul Albab yang disebutkan dalam Al-Quran, yang senantiasa menggunakan akalnya untuk memahami kebenaran, mengambil pelajaran, dan berbuat kebajikan. Oleh karena itu, upaya memerangi korupsi harus dimulai dari akar masalahnya, dengan membangun kembali akal budi dan integritas moral dalam diri setiap individu, melalui pendidikan yang holistik dan penanaman nilai-nilai keagamaan yang mendalam. Hanya dengan ilmu yang berakal, bangsa ini dapat terbebas dari belenggu kejahatan khususnya praktik korupsi, sehingga dapat  mewujudkan cita-cita keadilan dan kemakmuran bagi bangsa dan negara di kemudian hari. (*)

Next Post

Posyandu Jadi Kunci, Cegah Stunting Sejak Dini

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Facebook Twitter Youtube RSS

Tentang Kami

PortalInspiratif.com adalah media daring yang menyajikan berita, kisah, dan gagasan inspiratif dari berbagai bidang. Berkomitmen pada kredibilitas dan perubahan positif, kami mengundang pembaca untuk berbagi cerita yang membangun semangat dan dampak bagi masyarakat.

Rubrik

  • Advertorial
  • Agama
  • Artikel
  • Bisnis
  • Daerah
  • Ekonomi
  • Internasional
  • Kesehatan
  • Nasional
  • News
  • Olahraga
  • Opini
  • Pemerintah
  • Politik
  • Polri
  • Teknologi
  • TNI
  • Uncategorized

© 2025 Portal Inspiratif -Diterbitkan oleh PT Hafiza Media Nusantara.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Ekonomi
  • Featured
  • Opini
  • Advertorial
  • Agama
  • Artikel
  • Bisnis
  • Daerah
  • Lainnya
    • Internasional
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pemerintah
    • Pertanian
    • Politik
    • Polri
    • Teknologi
    • TNI

© 2025 Portal Inspiratif -Diterbitkan oleh PT Hafiza Media Nusantara.