Jakarta: Setiap 17 Agustus, Merah Putih berkibar di seluruh penjuru negeri. Momentum itu menjadi simbol kemerdekaan bangsa yang telah diperjuangkan.
Namun, tak banyak yang tahu kapan sejarah bendera ini bermula. Faktanya, Merah Putih sudah hadir sebelum Indonesia resmi merdeka.
Sebagai lambang negara, bendera ini menyimpan makna lebih dari sekadar warna.
Ia mencerminkan perjuangan, harapan, dan tekad rakyat Indonesia untuk merdeka dari penjajahan.
Sejarah Bendera Pusaka berakar pada masa sebelum Proklamasi. Saat itu, peran Fatmawati menjadi titik awal kisah simbol negara ini.
Menurut laman resmi setneg.go.id, kisah ini bermula dari pemberian kain oleh pihak Jepang. Tepatnya, pimpinan Barisan Propaganda Jepang, Hitoshi Shimizu, yang menyerahkannya kepada Chairul Basri.
Kemudian, pada Oktober 1944, kain itu diberikan kepada Fatmawati. Ia menerima kain tersebut sebagai bahan utama Bendera Pusaka yang kini dikenang bangsa.
Dengan mesin jahit tangan, Fatmawati menjahit bendera itu di tengah janji kemerdekaan dari Jepang. Janji tersebut mendorong lahirnya semangat untuk menyiapkan simbol negara secara mandiri.
Kurang dari satu tahun kemudian, bendera hasil jahitan itu dikibarkan untuk pertama kalinya. Momen bersejarah itu terjadi tepat setelah Proklamasi pada 17 Agustus 1945.
Bendera dikibarkan di rumah Presiden Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta. Saat itu, Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) bertugas menaikkan Merah Putih ke tiang tertinggi.
Tak hanya pengibaran bendera, lagu Indonesia Raya turut dikumandangkan secara khidmat. Inilah awal dari tradisi peringatan kemerdekaan yang terus dijaga hingga hari ini.
Sejak saat itu, Merah Putih tak sekadar berkibar tiap Agustus. Tetapi, menjadi saksi bisu sejarah dan simbol kedaulatan yang lahir dari perjuangan panjang.