Medan: Penanaman pohon dilakukan secara serentak di tujuh kabupaten se-kawasan Danau Toba. Gerakan ini sebagai aksi untuk kampanye dan sosialisasi Geopark Kaldera Toba, yang akan kembali dinilai oleh UNESCO.
Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumatra Utara (Sumut) Effendy Pohan mengajak masyarakat untuk menyukseskan kegiatan tersebut. Masyarakat diajak bersama-sama menjaga dan merawat geosite di kawasan Danau Toba.
“Karena geosite bukan hanya sebagai aset pariwisata. Namun juga sebagai ruang edukasi, warisan budaya, dan ekonomi,” ujarnya pada penanaman pohon di Desa Sibaganding, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Rabu (4/6/2025).
Tanam pohon serentak ini dilakukan di 16 geosite yang ada di tujuh kabupaten se-kawasan Danau Toba. Setiap geosite ditanami 250 bibit pohon produktif, yang terdiri dari pohon buah-buahan seperti mangga, rambutan, kemiri, dan lainnya.
“Apabila dikelola dengan baik, geosite bisa membuka lapangan kerja, memperkuat identitas lokal dan meningkatkan daya saing daerah,” katanya.
Effendy mengatakan, ditetapkannya Danau Toba sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark sejak 2020 adalah suatu tonggak sejarah. Pengakuan ini membawa harapan besar sekaligus tanggung jawab besar.
“UNESCO tidak sekadar menetapkan kawasan ini sebagai geopark, tetapi juga menempatkan kita dalam revalidasi setiap empat tahun sekali. Artinya, keberhasilan status ini tidak bersifat permanen, harus terus dijaga, dikembangkan dan dirawat dengan serius dan kolaboratif,” katanya.
Ia menuturkan tahun ini UNESCO akan melakukan revalidasi kedua dengan menilai kembali apakah pengelolaan kawasan geopark, khususnya geosite-geosite di kawasan Danau Toba sesuai dengan prinsip geopark dunia.
Sumber: RRI.co.id