LHOKSUKON – Pengurus Pusat Forum Majelis Taklim (PFMT) Sirul Mubtadin Aceh melantik Tgk. H. Nuruzzahri Yahya (Waled Nu) sebagai Wakil Penasehat Pusat Sirul Mubtadin Aceh.
Prosesi tepung tawari dipimpin oleh Abiya Dr. Tgk. H. Anwar Usman (Abiya Kuta Krueng), Ayah Hajar Panton, dan Abu Ramli Seunuddon, kegiatan tersebut berlangsung di kediaman Abu H. Abdul Manan (Abu Manan Blang Jruen) Gampong Alue Machiek, Kecamatan Tanah Luas, Kabupaten Aceh Utara, Minggu (08/06/2025)
Turut hadir pada acara tersebut Baba Panton (Tgk.Baihaki) Pengurus Sirul Mubtadin Pusat, para pengurus kabupaten, pengurus ranting, dan para Dewan Guru,
Dalam sambutannya Ketua Pengurus pusat Sirul Mubtadin Waled Razali Bin Manyak menyampaikan berterimakasih kepada Tgk. H. Nuruzzahri Yahya (Waled Nu) yang telah bersedia mengisi Wakil Ketua Penasehat Pusat Sirul Mubtadin,
“Sirul Mubtadin tidak akan berkembang kalau tidak di dukung oleh ulama. Sirul Mubtadin ibarat pohon sirih, ketinggiannya berdasarkan pohon penyokongnya (tawo) dan Alhamdulillah jumlah jamaah untuk saat ini mencapai 280.000 jamaah yang tersebar di seluruh wilayah Provinsi Aceh, dan provinsi lain di Indonesia, seperti Sumatra Utara, Batam, dan Jakarta, kemudian Sirul Muntadin juga sudah merambah ke luar negeri seperti Malaysia dan Norwegia.” ucap Waled Rizali
Adapun Visi utama Sirul Mubtadin adalah menegakkan Ahlussunnah Wal Jamaah dan membendung pengaruh aliran sesat, terutama ajaran yang beribadah tanpa ilmu. Misi Sirul Mubtadin mencakup pengawalan penegakan syariat Islam, khususnya di Aceh. Tutur Ketua Sirul Mubtadin Aceh
Dalam sambutannya Tgk. H. Nuruzzahri Yahya (Waled Nu) menyampaikan terimakasih atas kepercayaan untuk dirinya untuk mengisi Posisi Wakil Penasehat Pusat Sirul Mubtadin Aceh,
“Ini semua karena sudah diminta oleh Abu Manan untuk membantu beliau menjadi Wakilnya maka tidak dapat menolak,” ucap Waled Nu
Ia melanjutkan Sirul Mubtadin sangat penting dan bermanfaat bagi masyarakat Aceh, salah satunya untuk membendung aliran sesat yg semakin marak beredar di Aceh.
“Saya akan mendorong pengamalan Tarekat Syatthariah kepada Jamaah Sirul Mubtadin dan Masyarakat Aceh pada umumnya dalam Berdzikir, hal ini sesuai dengan yang telah diamanahkan oleh Alm. Abu Kuta Krueng kepada saya.” Tutup Waled Nu